Senin, 25 Maret 2013

gerakan oikumene



GERAKAN OIKUMENE
I.  Pendahuluan
            Dalam sejarah perkembangan gereja  sudah terjadi perpecahan-perpecahan yang melahirkan banyak gereja. Namun perpecahan itu diusahakan menjadi satu kembali seperti persatuan yang telah di doakan oleh Kristus dalam Yoh 17:21. timbulnya pemahaman dan perbedaan menyebabkan munculnya aliran-aliran dalam tubuh gereja  dan karena perpecahan itu disadari bahwa pentingnya kesatuan didalam gereja–gereja Kristus. Untuk itulah kita akan membahas bagaimana Gerakan oikumene dalam sejarah perkembangann Gereja. Dan semoga seminar ini dapat membantu kita dala memperluas wawasan terlebih dalam pelayanan kita nantinya.

II. Pembahasan
            2.1 Pengertian Oikumenis
            Oikumene diturunkan dari kata oikumene yang berarti menyangkut  wilayah yang dihuni manusia atau seluruh bagian dunia yang berkebudayaan.[1] Oikumene adalah kata Bahasa Yunani yaitu participium praesentis passivum fenium  dari kata oikeo yang berarti tinggal, berdiam atau juga mendiami. Oleh sebab itu arti harafiah kata oikumenis  adalah yang didiami.[2] Kata “Oikumene” merupakan padanan (sinonim) dari kata lain yang juga dipakai sebagai ungkapan dalam Gereja, Gerakan oikumene  selalu dihubungkan dengan Gerakan untuk mencari keutuhan, Gerekan untuk mengumpulkan Kembali serta menjaga Keutuhan/Integritas Gereja, dan terutama merupakan panggilan untuk menyelenggarakan kehidupan  sejahtera bagi umat manusia maupun seluruh ciptaan.[3]
Istilah Oikumene (kata Yunani yang berarti “dunia yang didiami”) dengan gambar perahu membawa Salib, berlayar ditengah lautan, telah menjadi simbol resmi dari persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).[4] Kajian Abineno, istilah Oikumene pernah diberi arti kebudayaan, kerajaan, bahkan juga gereja. Menurut Tradisi Yunani oikumene identik dengan dunia kebudayaan, sebab itu mereka yang berada diluar oikumene disebut sebagai orang yang tidak berbudaya. Sementara itu dalam Alkitab Perjanjian Baru istilah oikumene cenderung memiliki pengertian Kerajaan. Istilah oikumene lazim dipakai untuk menyebut suatu pertemuan atau konsili yang dilakuka oleh gereja-gereja. Dalam hubungannya dengan pengertian gerakan oikumene adalah gerakan untuk mempersatukan seluruh gereja yang ada di Dunia.
            2.2 Sejarah  Gerakan Oikumene
            Dalam sejarahnya yang panjang gereja yang Esa itu  sudah terpecah belah menjadi banyak gereja. Namun, begitu perpecahan terjadi, segera dimulai pula usaha-usaha untuk memulihkan kesatuan yang telah didoakan oleh Kristus (Yoh. 17:21). Kesatuan geraja yang dicita-citakan itu kita sebut Oikemene.[5]
            2.2.1 Latar belakang Masalah
Kata Oikumennikos menunjuk pada keseluruhan tempat di bumi  yang dihuni oleh manusia. Ungkapan ini pada awalnya memang kata sehari-hari yang tidak berhubungan dengan kehidupan gerejani. Namun setelah konsili Nicea (325)[6]  yang merupakan konsili oikumene pertama, ungkapan tersebut ditahbiskan dan dipakai sebagai istilah gerejani. Konsili ini mengundang semua wakil gereja yang ada di kekuasaan Romawi saat itu, dan wilayah Kekaisaran Romawi itulah yang disebut sebagai wilayah oikumene. Dengan kata lain hanya wilayah Romawilah yang dimengerti sebagai Wilayah yang didiami manusia dan sekaligus Warga Gereja.[7] Pada setiap abad ada terjadi keretakan dalm gereja Kristen. keretakan-keretakan besar terjadi setelah konsili Chalcedon(451)[8], ditambah lagi penganut Nestoris dan Cyrillus memisahkan diri, Gereja katolik pecah menjadi Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katolik Roma.(1054-1204). Sama halnya dengan tahun 1517, Gereja Protestan lahir. kemudian gereja-gereja Protestan terpecah lagi, sehingga timbul banyak denominasi (kelompok gereja – gereja yang mempunyai dasar  yang sama) seperti Lutheran, Calvinis, Anglikan, Babtis, Metodis dan seterusnya.[9]
2.2.2 Perkembangan Gerakan Oikumene
Dalam perkembangan gerakan oikumenes terlihat semakin muncul usaha-usaha yang dilakukan gereja untuk menyatukan dari kepelbagaian tersebut.  baik itu dikalangan perkembangan penginjilan dalam kaitan gerakan oikumene. Pada tahu 1910 dikota Edinburg, Skotlandia, diadakan suatu konfrensi pekabaran Injil se-dunia. Konfrensi ini menjadi permulaan Gerakan penyatuan antara Gereja-Gereja Protestan. Gerakan ini disebut gerakan Oikumene yang pertama dipakai untuk seluruh dunia yang dihuni dan dalam sejarah Gereja dipakai untuk menunjuk kepada se-Dunia. Bahasan yang pertama adalah mengenai Faith and Order.[10] Tujuan dari Faith and Order ini adalah mancari jalan menuju keesaan gereja. Dan Konsili tersebut harus bersifat gerejani. Artinya para wakil harus benar-benar  resmi wakil dari setiap Gereja.[11] Gerakan ini timbul diantara orang Amerika  dan orang Anglikan. Disitu Gereja-Gereja ynag sudah berabad-abad lamanya terpecah berai bertemu dan kembali mempelajari iman  dan suasana rohani masing-masing.[12] Pada perkembangan berikutnya muncul gerakan Life and Work (kehidupan dan kegiatan) untuk mengatasi ketidak adilan social ekonomi, pelopor pergerakan Life and work adalah Natahan Sodarblom (1866-1931) adalah seorang pendeta Lutheran di Swedia. Ketika perang dunia pertama 1914-1918 terpecah dia menganggap suatu peristiwa itu sebagai suatu kegagalan gereja untuk memperdamaikan bangsa-bangsa sehingga ia mulai mendorong gereja-gereja untuk mencari perdamaian antara Negara-negara yang berperang. Usaha ini disambut baik oleh gereja-gereja dari Negara yang netral. Adapun pokok bahasan dari life and work adalah
a.       Bahwa keesaan ini bertolak dari salib Kristus yang merupakan titik bertemu untuk semua orang Kristen dan titik tolak untuk semua usaha untuk mewujudkan keesaan yang nyata.
b.      Bahwa keesaan harus dipahami sebagai keesaan dalam keanekaragaman
c.       Bahwa usaha untuk merealisasikan keesaan harus diberi bentuk aksi dan kesaksian bersama.
Akibat dari semua puncak dari segala usaha oikumenis pada abad ke-19, konferensi itu merupaka titik tolak untuk gerakan oikumenis pada jaman kita ini. Sehingga kedua badan ini yaitu faith and order juga life and work bergabung pada tahun 1948 menjadi dewan gereja-gereja sedunia yang berpusat di Jenewa.[13] Sehingga kegiatan dari kedua badan tersebut diteruskan oleh DGD.
2.3 Gerakan Oikumene di Indonesia
2.3.1 Latar Belakang
Selama abad ke-17 dan ke-18 semua orang Kristen protestan diwilayah Indonesia termasuk satu badan gereja yaitu Gereformed yang dipimpin oleh majelis jemaat di Batavia. Masuknya lembaga Pekabaran Injil 1815 membawa perubahan hingga Kristen Protestan di Indonesia dibagi mejandi dua kelompok.[14]  Akar-akar gerakan oikumenis terutama terdapat dalam pekabaran Injil pada abad ke-19. pada abad pekabaran injil terjadi banyak usaha untuk menyebarkan iman Kristen sehingga dirasa perlu untuk mengkordinasi pekerjaan pekabaran Injil. Demikianlah didirikan dewan-dewan Pekabaran injil pada tingkat nasional dan diadakan konferensi untuk membicarakan soal-soal yang berhubungan dengan iman.[15]
2.3.2 Upaya-Upaya Dalam Gerakan Oikumenis
Selama abad ke-19 upaya mewujudkan keesaan Kristen dijalankan orang Belanda. Upaya itu bertujuan untuk mendekatkan orang-orang Kristen dan pada tahun 1855 orang Kristen anggota GPI  mengelola majalah bulanan Belanda (De Opwehker). Pada abad ke-20 terdapat pula kegiatan dan partisipasi orang Indonesia. Yang paling berperan disini adalah para pemuda dan mahasiswa Kristen yaitu dengan mendirikan CSV Op Java, semangat mereka dikobarkan oleh Jhon Mott yang merupakan tokoh gerakan oikumenis sedunia. Dilain pihak didirikan CJVF dan gerakan nasional. Dalam kehidupan jemaat pada tahun 1940 ada upaya untuk mendekatkan jemaat-jemaat (gereja-gereja) satu sama lain, dan dimulai oleh kalangan suku Tionghoa.
2.3.3  Organisasi Gereja di Indonesia dan Syarat-Syarat Anggota PGI
Umat katolik sudah mempunyai suatu wadah nasional  yaitu Mejelis Agung Wali Gereja (MAWI). Dalam Konfrensi para uskup se-Indonesia mengadakan siding pertama di Jakarta pada tahun 1924. MAWI merupakan suatu wadah tempat bermusyarah bagi para uskup setahun sekali dimana mereka mengambil keputusan-keputusan yang perlu mengenai hidup dan pekerjaan katolik di Indonesia. Kemudian organisasi yang lain adalah DGI yang bertujuan untuk pembentukan gereja Kristen yang di Indonesia. DGI didirikan pada tanggal 25 Mei 1960 pada hari raya Pentakosta. Syarat-syarat untuk menjadi anggota PGI yaitu : berkedudukan di Indonesia, memiliki tata gereja sendiri, mempunyai anggota yang sah maksimal 2000 orang, menunjukkan kerjasama yang baik dengan tetangga, melaksanakan hak dan kewajiban dan mencantumkan anggota PGI dibelakang.[16]
2.4 Tokoh Gerakan Oikumene
John Reiegh Mott disebut sebagai bapa oikumenis. Mott juga salah seorang tokoh besar dalam kegiatan penginjilan dikalangan mahasiswa di berbagai Universitas di Amerika Serikat. Pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, dia terkenal sebagai tokoh pergerakan oikumene di dunia. Mott dilahirkan 25 Mei 1865 di Postifielde, Lowa USA. Ketika Mott menjadi ketua Student Christian Movement di Cornell ia mengumpulkan mahasiswa dari berbagai denominasi. Dengan niat mengusahakan kerjasama antara berbagai gereja dengan mengusahakan  kerjasama antara semua gereja. Mott juga merupakan pembentuk federasi mahasiswa Kristen sedunia pada konsili pertama di Edinburgh tahun 1910, ia merupakan pemikir utama dalam memimpin persidangan. Dia juga diangkat sebagai ketua kehormatan pada pembentukan dewan gereja-gereja sedunia.
2.5 Sikap dan Pandangan Terhadap Gerakan Oikumenis
Secara nyata gereja-gereja harus dapat mencapai keesaan gereja tersebut. Dengan lahirnya gerakan oikumenis banyak denominasi  gereja yang mendukung. Walaupun demikian ada juga  gereja yang akibat dari upaya gerakan oikumenis tidak mau bergabung yaitu Roma katolik, salah satu cara Roma Katolik untuk mencapai kesatuan tersebut dengan menindas setiap kelompok Kristen, Calvin menunjuk jalan lain, kesatuan hanya dapat diperoleh kalau gereja mau tahkluk kepada kekuasaan Alkitab, padahal ukuran masing-masing gereja mempunyai tafsiran sendiri. Gereja Roma tidak dapat mengambil bagian dalam perkumpulan-perkumpulan oikumenis dan orang-orang katolik tidak diperbolekan untuk mendukung atau membantu usaha-usaha demikian. Andaikata mereka berbuat begitu maka mereka menyetujui suatu agama Kristen yang palsu yang asing bagi gereja Kristus yang satu itu. Mereka tetap berpegang, kesatuan orang-orang Kristen terwujud jika mereka yang terpisah dari padanya (murtad) kembali kepada gereja Kristus yang benar sebab tak seorangpun yang dapat tinggal di gereja Kristus tanpa mengakui kekuasaan Petrus dan penggantinya yang sah.
2.6 Dampak Gerakan Oikumene
Munculnya gerakan oikumenis ini membawa dampak terhadap gereja-gereja yang ada, antara lain:
  1. munculnya badan-badan penginjilan yang sangat mendukung dan memberikan sumbangan yang “membangun” bagi gereja-gereja. Contohnya adalah gerakan Faith and Order yang membicarakan ajaran dan organisasi gereja, Life and Work yang bergiatn dibidang social dan politik juga International Missionary Council (IMC) yang membuat peranan gereja Asia dan Afrika yang semula kecil menjadi semakin penting.
  2. Selama Perang Dunia II 1942-1945 Indonesia seluruhnya diduduki oleh Tentara Dai Nippon. Gereja-gereja di Indonesia tidak dapat berbuat lain selain berusaha meneruskan pelayananya dan kesaksiannya selaku gereja-gereja yang berdiri sendiri. Diwaktu itulah gereja terpksa mencari hubungan dengan yang lain, pimpinan tentara Jepang mendorong untuk mebentuk badan-badan kerjasama gereja-gereja dengan nama Regokai  yang didalamnya Gereja Roma Ikut serta

2.7 Hambatan dalam Gerakan Oikumene
  • Umumnya kesatuan gereja terhalang oleh watak manusia yang tidak mau melepaskan dan mencurigai sesuatu yang asing hal ini terlihat, dari semakin kaburnya kepastian-kepastian yang telah ditetapak pada awal Gerakan oikumene sehingga banyak Gereja-gereja yang memandang sebelah mata terhadap aliran baru[17].
  • Adanya perbedaan-perbedaan tradisional diantara konfesi-konfesi Gereja dan didalam teologi, contohnya masalah babtis, sifat Jabatan gereja dll.
  • Faktor pekabaran Injil bekerja menurut garis-garis suku. Unsure sukuisma sangat mempengaruhi. Identits Gereja menjadi sama dengan identitas suku sehingga sulit untuk ditinggalkan demi keesaan Gereja.

III. Perspektif GKPS Terhadap Gerakan Oikumene
Gerakan oikumenis selalu dihubungkan dengan gerakan untuk mencari kesatuan, gerakan untuk mengumpulkan kembali serta menjaga keutuhan/integritas gereja, dan terutama merupakan panggilan untuk menyelenggarakan kehidupan sejahtera bagi umat manusia maupun seluruh ciptaan. Kita juga memahami kaum Simalungun  terkenal dengan falsafah Habonaron do Bona yang nantinya menunjuk kepada suatu keharmonisan baik didalam keluarga, masyarakat dan gereja. Sehingga dalam gerakan oikumene ini GKPS sangat terbuka bukti nyata yang dapat kita lihat adalah pada tahun 1964 GKPS menjadi anggota PGI. Bukti lain juga terlihat ketika adanya kemauan untuk melakukan kerjasama dalam meningkatkan spritualitas jemaat, sebagai contoh pemuda oikumene se-Sunggal yang melakukan natal dan paskah bersama setiap tahun.

IV. Refleksi Teologis
            Gereja yang Esa sudah terpecah-pecah menjadi banyak gereja. seringkali orang Kristen merasa dirinya terpaksa bercerai, oleh karena mereka tidak setuju lagi tentang kebenaran Tuhan yang dinyatakan-Nya dalam injil. Karena jikalau Kristus , yang adalah kebenaran dan hidup GerejaNya, tidak terbagi, semestinya Gereja pun tidak boleh terbagi-bagi. Kesatuan harus kita kejar bersama-sama. Puncak daripada gerkan oikumene adalah untuk  mencapai suatu kesatuan yang utuh dalam satu Tubuh Kristus. Akibat dari beebagai macam pemahaman dan penafsiran Alkitab dari berbagai denominasi Gereja mak tak dapat dipungkiri bahwa gereja sudah tidak menjadi satu lagi. Akibatnya sudah banyak perecahan yang terjadi diadala, gereja. Hal ini dikarenakan masih banyak yang menutup diri terhadap pemahaman yang tidak sesuai dengan apa yang dipahaminya. Artinya mereka tetap bertahan dengan apa yang dianggapa mereka benar.
            Salah satu bentuk oikumene yang ada dikampus kita sendiri  adalah Sinode Oikumene Mahasiswa (SOM). Tapi kenapa SOM terlihat nampaknya sulit berkembang dikampus tercinta kita ini? Salah satu yang menjadi Faktor penyebab menurut penyeminar adalah: kita masih terkunci dengan apa yang ada pada kita. Artinya kita lebih mau membangun suku, gereja kita masing-masing daripada yang bersifat diatas kepelbagaian. Kita telalu menutup diri dengan rasa kebersamaan, dimana kita lebih mementingkan kelompok kita sendiri.
            Sebab itu sebagai umat Allah yang satu Tubuh, mari kita bangun rasa kebersamaan itu. Agar orang tidak berkata oikumene itu menjadi Oi’kemane ? Tanpa ada arah dan tujuan yang pasti. Agar kiranya ke-Esaan gereja itu bisa terwujud dan tampak dalam praksisnya.

V. Kesimpulan
            Pengertian gerakan oikumene adalah gerakan untuk mempersatukan seluruh gereja yang ada di Dunia. Hal ini terjadi atas banyaknya perbedaan diantara pendapat dari denominasi gereja. Dalam sejarahnya yang panjang gereja yang Esa itu  sudah terpecah belah menjadai banyak gereja. Namun, begitu perpecahan terjadi, segera dimulai pula usaha-usaha untuk memulihkan kesatuan. Yang pada perkembangan nya  nantinya diadakan konsili untuk membahas masalah yang terjadi. Tokoh bapa oikumenis yang sangat terkenal adalah John R Mott. Yang nantinya membawa pengaruh ke  Indonesia.  
           
VI. Daftar Pustaka
Banawiratmo SJ J.B., Tempat Dan Arah Gerakan Oikemenis Jakarta: BPK-GM, 1994
De Jong Chr.,  Jan S.Aritonang, Apa dan Bagaiman Gereja, Jakarta : BPK-GM, 2003
De Jong Christian., Menuju Keesaan Gereja, Jakarta : BPK-GM, 1996,
Den End,  Van J,  Weitjens, S. J., Ragi Carita II,  Jakarta: BPK-GM, 2008
Enklaar I.H., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2004
Lyna Bertha., Rekaman Catatan Materi Kuliah Tingkat II-A,  Medan: STT-AS, 2007
Jonge C. De., Pembingbing Ke Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM,  2006
Sairin Weinata., Gereja  Agama-Agama Dan Pembangunan Nasional, Jakarta: BPK-GM, 2000
S. J A. Heuken., Ensiklopedia Gereja,  Jakarta: Yayasan Cipta Lokacaraka, 1989
Van den End Th., Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK-GM, 2007
Visser’t Hooft W. A., Gerakan Oikumene dan Masa depannya, Jakarta BPK-GM, 1985




Meskipun demikian, Hasyim sebagai alumni Universitas Leiden Belanda mengakui belum semua tokoh agama berwawasan HIV/ AIDS yang benar. Di antara pemuka agama Islam pun ada perbedaan pandangan soal HIV/ AIDS sehingga tidak mengherankan jika ada tanggapan yang berbeda terhadap iklan kondom.

Dia mencontohkan Majelis Mujahidin yang menganggap iklan kondom sebagai provokasi untuk seks bebas.

Masyarakat Penyembuh
Sementara itu, Sahertian menjelaskan berdasarkan pendataan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang dilakukan Yayasan Pelita Ilmu (YPI), tidak ada agama yang bebas HIV/AIDS. Itu berarti ODHA berasal dari berbagai agama. Atas dasar itu, dia menilai agama bertanggung jawab membentuk masyarakat penyembuh karena pada dasarnya dunia "sakit".

Disebutkan, HIV/AIDS bukan semata-mata berkaitan dengan masalah berdosa atau tidak berdosa. Beberapa ODHA yang didampinginya adalah orang yang berperilaku sehat.

Seperti perawat di Papua yang terinfeksi HIV saat melakukan tugasnya. Kalangan agama, katanya, harus mempunyai format etika agar umatnya (seseorang) bertanggung jawab pada seluruh tubuhnya. Agama berperan membentuk tingkah laku yang sehat.

Banyak kaum muda yang tidak memahami organ seksual karena jarang dibahas dan dianggap tabu membicarakannya. Dalam menghadapi HIV/AIDS, sikap semacam itu perlu dihilangkan. Itu tidak berarti agama menyetujui semua tingkah laku. Atas dasar itu, perlu reinterpretasi iman Kristiani agar tidak ada perbedaan mengenai pemahaman soal HIV/ AIDS.



"Dewan Gereja Sedunia telah mengubah konsep tradisional menjadi healing community. Pendeta harus meninggalkan jubah untuk menghadapi para ODHA," katanya.

Dia mengatakan, etika Kristen tidak melarang kondom mencegah HIV/AIDS karena kondom merupakan pilihan terbaik dari yang terburuk meskipun dengan memakai kondom tidak berarti 100 persen bebas HIV/ AIDS.

Hal senada juga dikatakan Hasyim. Ajaran Islam menerima kondom untuk mencegah HIV/AIDS. Tetapi, labelisasi kondom harus diubah, yaitu sebagai alternatif terakhir setelah pencegahan yang utama, yaitu setia kepada pasangan dan tidak berhubungan seks bebas. (GCM/SP)
http://www.heart-intl.net/HEART/102504/TokohAgamaJanganHIVAI.htm 
Diduga, Lima SMP di DKI Gelapkan BOS dan BOP hingga Rp 1 Miliar
Senin, 1 Maret 2010 | 16:20 WIB


[1] A. Heuken S. J, Ensiklopedia Gereja,  Jakarta: Yayasan Cipta Lokacaraka, 1989,  hlm. 284
[2] Christian De Jong, Menuju Keesaan Gereja, Jakarta : BPK-GM, 1996, hlm. XVII
[3] J.B Banawiratmo SJ, Tempat dan Arah Gerakan Oikemenis Jakarta: BPK-GM, 1994, hlm. 30
[4] Weinata sairin, Gereja  Agama-Agama dan Pembangunan Nasional, Jakarta: BPK-GM, 2000, hlm. 76
[5] DR. Th. Van den End, Harta dalam Bejana, Jakarta: BPK-GM, 2007, hlm. 385
[6] Konsili Nicea ini diadakan sebagai reaksi atas atas ajaran ajaran Arius. Arius menyatakan bahwa Allah Bapalebih besar dari Anak Allah, yang pada Gilirannya lebi Besar dari Roh Kudus. Sedangkan Origenesberpendapat bahwa Allah Bapa hanya Allah. Sehingga kedua kelompok tersebut salah paham dan pada akhirnya saling konfrontasi  selama hamper setengah Abad.
[7] J.B Banawiratmo SJ,op.cit, hlm. 30
[8] pokok persoalan yang dibahas adalah persoalan Kristologi. Bahwa dalam Alkitab dinyatakan dua hal  mengenai Kristus  yang juga tidak bisa disejajarkan secara logis. Yang pertama adalah Kristus benar-benar Allah, dan yang kedua adalah Kristus benar-benar manusia 
 [9]  Th. Van den End, Op. Cit,  hlm. 385
[10] Chr. de Jong,  Jan S.Aritonang, Apa dan Bagaiman Gereja, Jakarta : BPK-GM, 2003,  hlm. 51
[11] Christian  de jong  Menuju Keesaan Gereja, Jakarta: BPK-GM, 1996, hlm. 19-20
[12] I.H Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2004, hlm. 340
[13] Th. Van den End, Op. Cit, hlm. 387
[14] Van Den End,  J,  Weitjens, S. J, Ragi Carita II,  Jakarta: BPK-GM, 2008, hlm. 381
[15] C. De Jonge, Pembingbing ke dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM,  2006, hlm.87
[16] Bertha Lyna, Rekaman Catatan Materi kuliah Tingkat II-A,  Medan: STT-AS, 2007
[17] W. A. Visser’t Hooft, Gerakan Oikumene dan Masa depannya, Jakarta BPK-GM, 1985, hlm.27

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Saya mau bertanya kak
    Timbul nya gereja oikumene karena disebabkan nya??
    Tolong bantu kak🙏🙏

    BalasHapus